بسم الله الرحمن الرحيم
Begitulah kami menyebutkannya didalam Ilmu, sesungguhnya sebutan atau nama itu bagi kami hanyalah sebatas keterangan atau jalan saja atau dengan kata lain boleh juga kita mengartikannya sekedar sebagai identitas formal yang menyatakan akan jati diri yang sesungguhnya, dalam rangka pengekspresian akan semua maksud dan tujuan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, baik yang nyata maupun yang tidak nyata (tersembunyi) pada pernyataan dan kenyataan diri ini, dengan satu harapan dapat kiranya menghantarkan diri ini didalam mencapai hakekat kesempurnaan hidup yang sesungguhnya yaitu adalah hidup yang tidak akan pernah mati.
Jadi bagi kami, tahap ini sebenarnya bukan sesuatu yang bersifat khusus atau istimewa, sebab pada ujungnya nanti, apabila seluruh Risalah yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt terhadap diri kita ini tersingkap dan nyata dengan senyata-nyatanya, maka semuanya akan lebur dan lenyap dengan sendirinya kembali kepada pemaknaan awalnya yaitu hanya sebatas sebutan saja.
Tahap, disebut juga dengan Maqom perjalanan Syara’ul Hisab, dengan Nas Qur’annya berbunyi :
Jadi bagi kami, tahap ini sebenarnya bukan sesuatu yang bersifat khusus atau istimewa, sebab pada ujungnya nanti, apabila seluruh Risalah yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt terhadap diri kita ini tersingkap dan nyata dengan senyata-nyatanya, maka semuanya akan lebur dan lenyap dengan sendirinya kembali kepada pemaknaan awalnya yaitu hanya sebatas sebutan saja.
Tahap, disebut juga dengan Maqom perjalanan Syara’ul Hisab, dengan Nas Qur’annya berbunyi :
” Huwal Awwalu man kholakallahu ta’ala An Nur ”
Artinya : Yang awal Allah ta’ala ciptakan adalah Nur.
Lihat keterangan asal kejadian Nur yang bersumber dari :
Kitab Hadits Qudsy Bayanullah
Kitab Hadits Qudsy Bayanul Insan, dan
Kitab Hadits Qudsy Bayanullah Hurubiyin, yang 3 Jilid dan terhimpun didalam Kitab Barencong kepunyaan Datu’ Sanggul dari Tanah Muning, tatakan Rantau ,Kalimantan Selatan.
Dimaksudkan agar dapat kiranya kita menyempurnakan asal kejadian diri, asal kejadian dari agama Nabi Muhammad Saw, dan asal kejadian dari pada pengenalan diri (Mengenal Allah Swt)
Sebab barang siapa, Ia tidak mengetahui akan asal muasal kejadian dirinya, maka tidaklah di pandang syah atau sempurna sekalian amal ibadahnya .
Inilah maqom Khas atau maqom Rahasia, yaitu Rahasia perjalanan Ilmu Haq Allah ta’ala atau dapat juga kita menyebutnya dengan sebutan Maqom perjalanan Baginda Rosulullah Saw, kedudukannya satu tingkat diatas Maqom ke-tujuh, yaitu maqomnya orang-orang Laduni didalam perjalanan 99.
Disebut ” Maqom Rahasia Perjalanan Ilmu Haq Allah ta’ala ”, oleh karena pada Maqom ini yang dibahas, dibicarakan dan dikupas adalah mengenai suatu Risalah yang Haq, apa sesungguhnya yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt atas diri kita ini, siapa Allah Swt itu sesungguhnya ...?, dan ......siapa diri kita ini sebenarnya...?.
Allah Swt telah berfirman didalam Al-Qur’an :
Kitab Hadits Qudsy Bayanullah
Kitab Hadits Qudsy Bayanul Insan, dan
Kitab Hadits Qudsy Bayanullah Hurubiyin, yang 3 Jilid dan terhimpun didalam Kitab Barencong kepunyaan Datu’ Sanggul dari Tanah Muning, tatakan Rantau ,Kalimantan Selatan.
Dimaksudkan agar dapat kiranya kita menyempurnakan asal kejadian diri, asal kejadian dari agama Nabi Muhammad Saw, dan asal kejadian dari pada pengenalan diri (Mengenal Allah Swt)
Sebab barang siapa, Ia tidak mengetahui akan asal muasal kejadian dirinya, maka tidaklah di pandang syah atau sempurna sekalian amal ibadahnya .
Inilah maqom Khas atau maqom Rahasia, yaitu Rahasia perjalanan Ilmu Haq Allah ta’ala atau dapat juga kita menyebutnya dengan sebutan Maqom perjalanan Baginda Rosulullah Saw, kedudukannya satu tingkat diatas Maqom ke-tujuh, yaitu maqomnya orang-orang Laduni didalam perjalanan 99.
Disebut ” Maqom Rahasia Perjalanan Ilmu Haq Allah ta’ala ”, oleh karena pada Maqom ini yang dibahas, dibicarakan dan dikupas adalah mengenai suatu Risalah yang Haq, apa sesungguhnya yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt atas diri kita ini, siapa Allah Swt itu sesungguhnya ...?, dan ......siapa diri kita ini sebenarnya...?.
Allah Swt telah berfirman didalam Al-Qur’an :
” Aku Ciptakan Manusia itu dalam bentuk yang paling sempurna lagi mulia,namun apabila Ia ingkar kepadaku, maka akan Aku lemparkan ia pada tempat yang paling hina, bahkan amat hina dari yang hina ”
Kesempurnaan dan kemuliaan dimata Allah Swt baru akan kita peroleh apabila kita mampu mengenal akan diri kita yang sesungguhnya, yaitu mengenal diri yang sebenar-benarnya diri, namun kita akan dipandang hina, sehina-hinanya dimata Allah Swt apabila kita tidak mau mengenal atau tidak tahu siapa diri kita ini yang sebenarnya.
Kecelakaan besar dan rugi besarlah sesungguhnya diri kita ini apabila selama ini kita menyaqini sesuatu, sementara apa yang kita yaqini itu sesungguhnya salah dan keliru, menganggap Tuhan apa yang sebenarnya bukan Tuhan, mengangkat saksi sementara yang kita persaksikan itu sendiri kita tidak tahu, dan seterusnya...dan seterusnya.
Jika ini yang terjadi, maka kitalah orang yang munafiq, kitalah orang yang ingkar sesungguhnya, artinya Rukun Iman dan Rukun Islam kita LAYAK UNTUK DI PERTANYAKAN silahkan Anda renungkan kembali....!
Kecelakaan besar dan rugi besarlah sesungguhnya diri kita ini apabila selama ini kita menyaqini sesuatu, sementara apa yang kita yaqini itu sesungguhnya salah dan keliru, menganggap Tuhan apa yang sebenarnya bukan Tuhan, mengangkat saksi sementara yang kita persaksikan itu sendiri kita tidak tahu, dan seterusnya...dan seterusnya.
Jika ini yang terjadi, maka kitalah orang yang munafiq, kitalah orang yang ingkar sesungguhnya, artinya Rukun Iman dan Rukun Islam kita LAYAK UNTUK DI PERTANYAKAN silahkan Anda renungkan kembali....!
Kemudian dikatakan ” Maqom Perjalanan Baginda Rosulullah Saw ”, oleh karena kita meyaqini dengan sepenuh hati bahwa Agama yang dibawa oleh Rosulullah Saw adalah benar dan sempurna, yaitu Islam ( agama Fitrah).
Allah Swt telah berfirman didalam Al-Qur’an :
“ Barang siapa mencari Agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (Agama itu) dari pada-Nya, dan diakherat (mereka) termasuk orang-orang yang rugi “.
( QS : Ali Imran, 85 )
( QS : Ali Imran, 85 )
“ Sesungguhnya Agama yang syah pada pandangan Allah, ialah Islam “
( QS : Ali Imran, 19 ).
( QS : Ali Imran, 19 ).
Jika diatas tadi disebutkan bahwa maqom ini adalah Maqom Perjalanan Baginda Rosulullah Saw, maka jelaslah bahwa sudah bahwa setelah Maqom ini tidak akan ada Maqom lagi , artinya inilah Maqom yang terakhir, karna Rosulullah Saw sendiri dijahirkan kemuka bumi ini adalah sebagai penutup para Nabi dan Rosul, bahkan lebih dari pada itu, yaitu sebagai Rahmat bagi semesta Alam.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an :
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu Suri Tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah, dan (kedatangan) Hari Qiyamat dan ia banyak menyebut (nama) Allah “.
(QS, Al-Ahzab : 21).
Materi didalam tahap sangat simpel, karna hanya ada 2 masalah pokok saja yang harus kita ketahui sepanjang usia kita, terlebih lagi disaat-saat menjelang ajal :
Pertama, yaitu penyampaian Risalah Rahasia Diri yang sebenar-benarnya diri kita, Risalah inilah yang akan disampaikan pertama kali, disaat kita akan memulai perjalanan batin, dengan ber-halarat (duduk diatas kain putih yang ukurannya sama dengan ukuran tubuh kita jika kelak kita akan kembali kehadirat Allah Swt). Kain Putih disini hanya sebagai perlambang saja, yaitu lambang kesucian, karna Risalah yang akan disampaikan saat itu adalah suatu Risalah yang bersifat suci, sedangkan mendudukinya itu, bermakna kematian... maksudnya meninggalkan seluruh sifat-sifat kemanusiaan yang ada pada diri kita dan kita meyaqini betul bahwasannya seluruh yang kita miliki ini sesungguhnya bukan milik kita semata akan tetapi milik Allah Swt, untuk itu wajib kiranya kita kembalikan semua itu kepada-Nya. La haula walaa quwwata illaa billaah.
Kedua, yaitu penyampaian Nama Tuhan yang sebenarnya, yang dikomunitas kami, disandikan dengan ” Air Setitik ”. Penyampaian atau penjatuhan Air Setitik ini pun hanya dapat disampaikan 2 kali saja dalam kurun waktu 1 tahun dan penjatuhan Air setitik ini pun hanya dapat disampaikan 2 kali saja ,yaitu pada malam Nisfu Sya’ban dan malam Wukuf Arafah, tidak ada waktu dan hari yang lain selain dikedua waktu itu.
Adapun pokok-pokok Risalah atau jalan untuk sampai pada pengenalan akan diri yang dimaksud, adalah :
1. Mengenal asal muasal diri.
2. Mengenal diri yang sebenar-benarnya diri, dan
3. Mematikan diri.
Ketiga masalah tersebut diatas itu merupakan komponen-komponen utama yang harus dilalui secara berurutan dan Ia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Bagaimana mungkin kita bisa mengenal akan diri, kalau sekiranya kita sendiri tidak tau, darimana dan bagaimana sesungguhnya asal muasal kejadiannya, begitu pula selanjutnya, bagaimana mungkin kita dapat mengenal akan diri jika didalam diri kita itu masih bersemayam nafsu-nafsu ke-aku-an, silahkan anda renungkan sendiri.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan