Di mano sajo kito menghadapkan wajahMu, di sinun pasti akan wajahNya - di mano sajo kito menghadapkan wajahNya, di sinun wajahNya dalam dimensi ilusi yang berulang-ulang di mano sajo insan menghadapkan/ melihat, maka sentiasalah manusia melihat cermin sifat kediriannya.
Manusia/ perasaan menduga bahawa apo yang di lihatnya seolah-olah 'orang lain', bahkan ia sentiasa melihat kediriannya dalam dimensi yang berbeda.
Selama usianya, manusia lupa yang dirinya sentiasa 'keseorangan/ kesendirian', tanpa makhluk-makhluk disekelilingnya. Begitulah anihnya tipudaya perasaan. 'Keseluruhan Keberadaan' seolah-olah ada diluar minda, namun 'keberadaan' hanya/ sentiasa ada di lingkungan 'AR RUH PENCIPTA'/ PERASAAN KEBERADAAN.
Yang di umpat, yang di hina, yang di puji, yang di sangka, yang di lihat, yang di perkatakan - tetap dirinya yang sentiasa kesendirian.
Yang anehnya ! Manusia seakan-akan ramai, namun yang pasti, 'MANUSIA adalah TUNGGAL', kepada yang ingin memahami haqiqat, yang menentang arus kebiasaan.
Sesuatu yang rumit untuk di fahami, kecuali dengan penglihatan/ pemahaman batin yang tembus.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan