قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ
وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ ڪُفُوًا أَحَدُۢ
Allah Swt telah mengisyaratkan akan keesaan-NYA di dalam Al-Qur'an yaitu pada surat Al-Ikhlas ayat 1-4. Disana disebutkan bahwa:
* Katakanlah: Dia-lah Allah yang Maha Esa.
* Allah adalah Tuhan yang segala sesuatunya bergantung kepada-Nya.
* Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkkan.
* Dan tiada satu apapun jua yang setara dengan Dia.
Ayat tersebut, sangat gamblang, jelas dan tegas menerangkan tentang ke Esa-an diri-Nya. Namun bagi kita umat manusia, yang menjadi titik permasalahannya adalah sampai berapa jauhkah penelitian, pembelajaran dan penelaahan kita tentang ke Esa-an Allah itu?
Sesuatu yang kita jadikan keyakinan harus melalui pembuktian. Karena dengan pembuktian itu suatu keyakinan akan menjadi kokoh dan tidak akan pernah pudar ataupun bergeser.
Jika kita ditanya agamamu apa? Secepat kilat kita menjawab bahwa agama kita Islam.
Siapa Tuhanmu? Dengan cekatan kita menjawab Allah Tuhanku.
Siapa Nabimu? Tanpa ragu kita menjawab Muhammad Saw adalah nabiku.
Tapi hanya sebatas itukah pengetahuan kita tentang hal tersebut diatas? Tidakkah terpikir oleh kita untuk menanyakan kembali tentang kebenaran jawaban kita itu pada diri kita masing-masing?
* Betulkah Islam itu agama kita?
* Apa arti Islam itu yang sebenarnya bagi kita?
* sudahkah kita merasakan buah daripada Islam itu pada amaliah kehidupan kita sehari-harinya?
Begitu pula dengan Allah,
* Betulkah Allah itu Esa? Apa bukti yang dapat membenarkan tentang ke Esa-an-Nya itu?
* Betulkah Allah itu Tuhan kita?
Sedangkan yang kita tahu kalau Allah itu suatu Nama, nama dari Asma'ul Husna.
Tuhan itu sendiri adalah pangkat atau gelar derajat kebesaran-Nya.
Mana ujud-Nya? Sebab didalam sifat-Nya yang 13, Wujud adalah sifat-Nya yang awal. Ada Nama ada Pangkat-Nya tentu ada Ujud-Nya. Mustahil Nama dan Pangkat akan berpisah dari yang empunnya Nama dan Pangkat.
Begitu pula dengan Muhammad yang kita akui sebagai nabi terakhir atau penutup dari segala nabi dan rasul yang diturunkan sebagai rahmat semesta alam.
* Siapa Muhammad itu sebenarnya bagi kita?
* Apa rahasianya bagi Allah dan bagi kita sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah suatu cambuk bagi kta untuk terus menggali dan mencari tahu tentang kebenaran atas apa yang kita yakini selama ini. Hal ini akan menjadi sepele jika kita hanya menyimaknya sambil lalu, akan tetapi akan menjadi hal yang amat dahsyat dan mendasar apabila kita mau memikirkan dan merenungkannya dengan sungguh-singguh.
Betapa rugi dan sia-sianya hidup ini jika selama ini apa yang kita yakini itu ternyata salah dan keliru. Menganggap Tuhan yang sebenarnya bukan Tuhan, menganggap nabi dari yang sebenarnya bukan Nabi. begitu pula dengan Rasul, Malaikat, Kitab, Qiyamat, dan Akhirat.
Betapa bodoh dan hinanya diri kita ini jika sedangkal itu kita menyikapi masalah-masalah dasar yang menjadi landasan dan pondasi awal kita memeluk dan meyakini Islam sebagai agama yang kita sandang. Tidakkah semua itu pernah terlintas dalam benak kita semua? Sementara kita sendiri diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dibanding makhluk- makhluk ciptaan-Nya karena Allah Swt telah meletakkan akal dan fikir sebagai pembeda antara kita manusia dengan makhluk ciptaan-Nya.
وَٱلۡعَصۡرِ
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. "
(Al Qur'an Surat Al-Ashr ayat 1-3)
Demikian pengenalan dasar ini kami sampaikan, dan kami sangat terbuka apabila anda berkenan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dalam rangka amar ma'ruf nahi mungkar untuk mencari diri yang sebenarnya diri.
Pada pembahasan Bab selanjutnya, kami akan menguraikan bab Pengenalan Diri yang lain.
Wallahu a'lamu Bis sawab.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan