26 April, 2009

Edisi II

Pada bagian pertama, banyak mengemukakan dan mengetengahkan pertanyaan-pertanyaan dasar yang sifatnya himbauan, ajakan dan seruan yang ditujukan kepada kita semua tanpa kecuali!
Himbauan, ajakan dan seruan itu semata-mata hanya sekedar mengingatkan pada diri kita untuk mencoba menghitung mundur, melihat dan menerawang kembali ke belakang, merenungkan kembali apa sesunggguhnya yang telah diletakkan dan dipertaruhkan oleh Allah SWt kepada diri kita.
Apa sesungguhnya tugas utama kita selaku seorang anak manusia yang dengan qodrat dan iradatnya kita semua terlahirkan dari rahim seorang ibu. Untuk selanjutnya menapakkan kaki berjalan dan melangkah pasti dimuka bumi ini. Hingga pada suatu masa kelak sesuai dengan yang telah ditentukannya, kita semua akan kembali kepadanya.

Coba kita renungkan, adanya kita ini diawali dengan ketiadaan, kemudian diadakan, pada akhirnya nanti kita semua kembali ke ketiadaan. Kemana kiranya kita nanti?

Pada bagian kedua ini dan pada bagian yang akan datang, kita akan mencoba mengurai lebih lanjut menegenai ke-Esa-an Allah secara bertahap dan berkesinambungan. Sehingga pokok bahasan yang kita kupas benar-benar jelas dan tidak hanya sebatas angan belaka. Kami juga secara tidak langsung berupaya menjawab dan menanggapi komentar dan masukan yang telah masuk ke "Air Setitik Tim".
Sebagai langkah awal untuk menjawab pertanyaan "Betulkah Allah itu Esa?" ada baiknya kita mulai dengan sedikit mengungkap "Rahasia Allah Swt dibalik penciptaannya atas diri seorang anak manusia".
Allah Swt dalam mencipta diri seorang anak manusia bukannya tanpa maksud dan tujuan, akan tetapi ada makasud-maksud dan tujuan-tujuan tertentu yang menjadi rahasia dibalik penciptaannya.Yang mana ksemuanya itu kelak pada akhirnya akan bermuara pada satu titik kebenaran yang nyata, yang dapat membuahkan dan menghantarkan diri kita untuk masuk dan tenggelam dalam samudra keyakinan dan pembuktian atas ke-Esa-an dirinya. Hingga yang kita harapkan kita semua dapat melihat dengan jelas tanpa sangka dan angan-angan mengenai ke-Esa-annya.

Kelak pada akhirnya dengan keyaqinan yang kokoh atas dasar pembuktian akal dan pikir kita adapat berkata "Benar Allah Swt itu Esa".
Esa dalam Zatnya
Esa dalam Asmanya.
Esa pada Sifatnya.
Esa pada Af'alnya.
Tiada sifat menyifat atas dirinya, tiada hakikat menghakikatkan atas dirinya. Dan pada dirinyalah berhimpun segala Rahmat dan Nikmat.Dan pada dirinyalah yang terahasia dari yang rahasia namun rahasia itu sendiri tidak akan pernah ada pada dirinya. Itulah Tauhid.

Jangan dicari lagi karena ia sudah laitsya pada dirimu. Namun ia sendiri tidak bertempat,
Ia tidak dibulu.
Ia tidak dikulit.
Ia tidak didaging.
Ia tidak diurat.
Ia tidak didarah.
Ia tidak ditulang.
Ia tidak juga diotak dan tidak di sumsum.

Namun ia ada di inti bathin dari bathin seorang hamba,
Tidak bersuara.
Tidak berkalimah.
Tidak berbekas.
Dia hanya ada didalam keheningan dan kehampaan dirinya sendiri.

Dalam Islam adalah suci atau fitrah.

Tiada ulasan:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails