26 April, 2009

Edisi IV

Bermula agama itu ialah dengan mengenal akan Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tempat seluruh umat manusia(baik yang beriman maupun yang tidak) bergantung dari segala harapan dan pengharapan.

Dan tidaklah dipandang dan dianggap seseorang itu beragama sebelum ia mampu dan dapat mengenal Allah sebaik-baik dan sebenar-benarnya pengenalan. Jika demikian dapat dipastikan bahwa seluruh ibadah dan peribadatan yang dulu kita lakukan hingga sekarang dan sampai pada masa yang akan datang dianggap tidak syah karena arah yang tidak pasti ibadah dan peribadatan itu akan ditujukan kemana.

Sementara yang kita tahu, yang kita yakini selama ini hanya sebatas dan sekedar nama saja tanpa tahu sebenarnya yang punya nama dan ujudnya. Dengan demikian sia-sialah apapun yang kita lakukan.

"Allah" adalah himpunan huruf-huruf hijaiyah yang berangkai dalam satu kesatuan kata yang kita imani dan yakini sebagai nama dari Tuhan yang teramat sakral, dan diatas dari segala yang Ada.

Coba kita tingkatkan pemahaman kita tentang Allah itu setingkat dari pemahaman kita yang ada.

Apakah dan siapakah Allah itu?

Demi Zat yang menguasai setiap sesuatu. "Allah" itu hanyalah sekedar nama saja, nama dari sekian nama Tuhan yang umum disebut Asmaul Husna (Nama-nama yang terpuji). Sedangkan "Tuhan" adalah suatu gelar kebesaran atau pangkat saja.

JIka memang demikian, bagaimanakah ibadah dan peribadatan kita itu? Apakah hanya ditujukan pada nama dan pangkat saja? Tidakkkah terlintas didalam lubuk hati ini untuk dapat tahu dan kenal dengan yang bernama "Allah", yang berpangkat "Tuhan"? Maksudnya adalah, mana ujudnya, yang bernama Allah dan berpangkat Tuhan?

Demi zat yang menguasai setiap sesuatu. Sudah menjadi hukum hidup dan kekal adanya, jika ada nama ada gelar dan pangkatnya. Sudah barang tentu ada ujudnya. Dan sangat mustahil jika ada nama, ada gelar dan pangkatnya tapi ujudnya tidak ada. Begitupun sebaliknya, mustahil ada ujud namun tidak ada nama, gelar atau pangkatnya karena nama dan empunya merupakan satu kesatuan mata rantai yang tidak bisa dipisah-pisahkan walaupun dengan alasan apapun juga. Apalagi sempat terlintas pengakuan kita didalam hati bahwa Allah itu ghaib adanya...na uju billlahi min jalik...

Ini merupakan persepsi yang keliru karena sesunggguhnya Allah itu nyata adanya. Justru manusialah yang sesungguhnya ghaib. Dan yang ghaib itu sendiri akan nyata dengan adanya yang nyata. Oleh sebab itulah maka wajib bagi kita beriman, untuk mengetahui, dan mengenal Allah. Bukan hanya sebatas dan sekedar kenal nama dan pangkatnya saja...akan tetapi samar dan kabur ujudnya. Jika demikian, betapa rugi, bodoh dan celakanya kita.

Hakekat kita mengenal dan tahu akan nama dan si empunya nama , adalah agar kita bisa dan dapat beroleh ma'rifat kepadanya. Sehingga seluruh aktifitas ibadah dan peribadatan yang kita lakukan siang-malam sebatas usia kita tersebut jangan sampai ada yang sia-sia dan tiada hasil. Terlebih lagi karena kurangnya ilmu tentang pengenalan kepadanya, tanpa sadar kita telah masuk dan hanyut serta tenggelam didalam samudra kesyirikan. Merasa setiap ibadah dan peribadatan yang telah kita lakukan sudah sampai pada puncak kebenaran yang hakiki. Namun sesungguhnya dinding tebal telah menjadi tirai dari kebenaran yang hakiki itu. Tanpa sadar kesyirikan menjadi kawan akrab disetiap langkah. Baik itu syirik jalli, sirik khafi, dan syirik khafi wal khafi.

*
Syirik jalli adalah syirik pada perbuatan.

*
Syirik khafi adalah syirik atau kesyirikan yang terlintas dalam hati.

*
Syirik khafi wal khafi adalah syisrik pada akuan/ perasaan kita.

Jika ada salah satu saja atau bahkan ketiga kesyirikan itu melekat pada diri kita, maka hal ini merupakan suatu perbuatan yang sangat buruk dan terkutuk. Dan tiada obat ataupun ampunannya kecuali dengan jalan meleburkan akan diri ke akuannya.
Coba kita perhatikan dan renungkan baik-baik, dengan tanpa membawa ego atau kenafsuan diri, kita tilik dengan seksama uraian berikut. Katakan benar jika memenag kebenaran itu nampak dan nyata adanya. Namun jika kebenaran itu tidak nyata dan jelas maka jangan engkau pikirkan dan buang jauh-jauh supaya jangan menjadi fitnah yang besar.

Diawal sudah kita smpaikan bahwa "Allah" itu adalah sebuah nama atau identitas dari suatu diri. Tugas kita selanjutnya adalah dengan mencari ujudnya. Demi zat yang menguasai segala sesuatu. Bahwa bunyi "Allah" itu seandainya kita tidak berucap dan menyatakan, maka bunyi "Allah" tidak akan pernah ada. Tetapi karena kita berucap dan menyatakan "Allah" maka bunyi "Allah" itu ada.

Adakah bunyi "Allah" jika kita tidak berucap atau menyatakan, tentu tidak pernah ada, bukan?

Allah Swt berfirman:

"Aku disisi sangka hambaku dengan dia aku"

Maksudnya:

Kalau si hamba itu tidak manyangka aku, berarti aku tidak pernah ada, akan tetapi oleh karena hamba itu berkata itu Allah (Allah itu ada) maka nyatalah aku ada.

Intisarinya adalah sebagai berikut:

Jika Allah itu ada, maka hamba itu tidak pernah ada.

Jika hamba ada, maka Allah tidak akan ada.

Karena jika kita hamba, mana Allah?

Maka sebaliknya jika aku Allah, mana hamba?

Silahkan renungkan dan kaji lebih dalam dan apabila tidak jelas, minta dan tanyalah kepada ahli yang memang menguasai hal tersebut diatas.

Namun yang paling jelas, jawaban yang paling benar hanya ada pada diri anda saja! Itulah ma'rifat.

Adapun referensi yang dapat dijadikan bahan acuan untuk berjalan kesana adalah sebagai berikut:

Bunyi "Allah" itu terdiri dari huruf Alif, Lam awal, Lam akhir, dan Haa yang berhimpun dan perhimpunannya itu bermula pada waktu KUN awal yang mana disana menyebabkan adanya syahadat dan taubat. Yang juga menyebabkan turun dan jahirnya empat huruf utama yaitu Alif, Nun, Mim, dan Tha yang menyebabkan adanya maqom-maqom didalam perjalanan 99(Sembilan Puluh Sembilan) yang maqom tertingginya ada di mqom kedelapan (8) yaitu maqom khas atau maqom ilmu tentang Allah ta'ala. Atau bisa juga disebut maqom perjalanan Baginda Rasulullah Saw. ( Keterangan maqom kedelapan(8) ini tidak kami kupas dan hanya berlaku bagi kalangan Air Setitik Community saja).

Adapun tajallinya huruf Alif, Lam awal, Lam akhir, dan Haa itu berlangsung pada saat Allah itu sendiri tajalli pada Gaibul Hawiyah, sebab begitu Allah Swt itu tajalli di Goibul Hawiyah, Allah membawa huruf Alif, Lam awal, Lam akhir dan Haa.

Sedang tajallinya Allah apada Gaibul Mutallaq, disini Allah Swt membawa Zat, Sifat, Asma dan Af'al. Disini juga Allah Swt mengadakan sifat Nur dan mengadakan dua nama yaitu Kun Sa dan Kun Zat.

Kun Sa adalah titik dari Nur Muhammad yang diatas Arasy yang meliputi tujuh petala langit dan mengadakan satu nama yaitu nama awal-awal Nur Muhammad.

Sedangkan Kun Zat adalah titik dari Nur Muhammad yang ada dibawah Arasy yang meliputi tujuh petala bumi dan mengadakan nama yaitu nama awal-awal ummat.

Adapun arasy itu sendiri bukan berada di langit maupun dibumi, tetapi arasy itu ada dalam diri kita.

Proses selanjunya:

*
Zat maujud kepada huruf Alif.
*
Sifat maujud kepada huruf Lam awal.
*
Asma maujud kepada huruf Lam akhir.
*
Af'al maujud kepada huruf Haa.

Huruf-huruf itulah yang menjadi bunyi "Allah", yaitu:

* Alif itu Zat bagi Allah yang menjadikan Rahasia bagi Muhammad dan menjadikan Cahaya kepada kita.

*
Lam awal itu Sifat bagi Allah menjadikan Tubuh kepada Muhammad dan menjadikan Ruh kepada kita.

*
Lam akhir itu Asma bagi Allah menjadikan Ilmu bagi Muhammad dan menjadikan Hati bagi kita.

*
Haa itu Af'al bagi Allah menjadikan Kelakuan pada Muhammad dan menjadikan Jasad pada kita.

Dari sekelumit penjelasan ini, jika dikembalikan kepada Tauhid, maka itulah kenyataan dirinya. Esa tiada yang lain. Esa pada Zatnya, Esa pada Sifatnya, Esa pada Asmanya, dan Esa pada Af'alnya.

Karena:

*
Zat itu tiada lain adalah Dirinya.

*
Sifat itu tiada lain adalah Rupanya.

*
Asma itu tiada lain adalah Namanya.

*
Af'al itu tiada lain adalah Kelakuannya.

Jadi bunyi "Allah" itu tiada lain hanya sekedar nama, yaitu nama kita semenjak didalam rahim ibu. Pada saat usia kandungan 3 bulan 10 hari. Sedangkan Ta'ala itu tiada lain adalah nama kita juga saat usia kandungan mencapai 8 bulan 10 hari.

Tiada ulasan:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails